WILUJENG SUMPING

Jumat, 07 Juni 2013

MAKALAH HORMON


MEDULA ADRENAL
1. Hormon Katekolamin
a. Struktur Pada manusia golongan katekolamiin (epinefrin, norepinefrin, dopamin) di sintesis terutama di neuro simpatis, medula adrenal dan lokasi tertentu di sistem saraf pusat. Sebagian besar epinefrin di dalam tubuh di temukan di dalam medula adrenal. Norepinefrin di temukan di medula adrenal dan SSP, sementara dopamin (DA) paling banyak ditemukan di SSP. Di beberapa jaringan, norepinefrin tidak mengalami modifikasi biokimia lebih lanjut, namun di medula adrenal , di SSP, yang menggunakan epinefrin sebagai neurotransmiter, norefinefrin mengalami metilasi-n. Untuk membentuk epinefrin. b. Sintesis katekolamin. L tirosin menjadi dopa menjadi dopamin, menjadi norepinefrin,menjadi epinefrin c. Dasar Kerja Katekolamin epinefrin dan norepinefrin, Pengeluaran epinefrin dan norepinefrin di medula adrenal di rangsang berbagai stres, termasuk nyeri, perdarahan, olahraga, hipoksia, stres masuk merangsan impuls asetilkolin, mempercepat aliran ca ke dalam sitosol, merangsang epinefrin dan norepinefrin. Efek fisiologis katekolamin, di hati , di sel otot rangka, adiposit, sel a dan sel b di pankreas secara langsung memepengaruhi metabolisme bahan bakar, selain itu efek katekolamin berpengaruh pada jantung dan pembuluh darah berfungsi untuk meningkatkan curah jantung dan tekanan darah sistemik B. DI KORTEKS ADRENAL Di dalam Korteks Adrenal dihasilkan hormon Kortisol dan Aldosteron. 1. Kortisol a. Struktur Kortisol b. Sintesis kortisol. Berlangsung di lapisan tengah korteks adrenal yang di namakan zona fasikulata, kolesterol bebas di salurkan ke membran mitokondria bagian dalam sel oleh suatu protein pengangkut, di tempat ini rangkaian sisi terputus dan terbentuk pregnenolon. Pregnenolon kembali ke sitosol dan membentuk progesteron. Di membran rerikulum endoplasma terdapat 17,-20 liase yang mengkatalisis pregnenolon. Dan juga dapat memutuskan rantai sisi 2 karbon senyawa tersebut, adanya 2 fungsi terpisah dalam enzim yang sama dapat membuat sintesis steroid menjadi 2 jalur, steroid yang mengalami 17 hidroksilasi adalah perkusor kortisol, sedangkan yang rantai sisinya mengalami pemutusan adalah androgen (hormon sek peia ) dan estrogen (hormon sek wanita). Sintesis hormon steroid, aldosteron, androgen. Kolesterol menjadi pregnenolon menjadi : 1) Progesteron menjadi aldosteron dan kortisol 2) DHEA menjadi androstendion menjadi testosteron. c. Mekanisme kerja Kortisol. Stres, nyeri perdarahan, merangsang asetil kolin dan serotonin sehingga pembntukan CRH, akan menghasilkan hormon adrenokortikotropik (ACTH) merangsang kortisol masuk ke dalam darah. Efek nya Merangsang lipolisis di jaringan adiposa dan pengeluaran asam amino dari protein otot. Dia hati merangsang glukoneogenesis dan pembentukan glikogen 2. Aldosteron a. Struktur b. Sintesis Sintesis hormon steroid, aldosteron, androgen. Kolesterol menjadi pregnenolon menjadi : 1) Progesteron menjadi aldosteron dan kortisol 2) DHEA menjadi androstendion menjadi testosteron. c. Dasar Kerja Hormon aldosteron disekresikan oleh zona glomerulosa (lapisan terluar) dari korteks adrenal. Fungsi utama hormon ini adalah untuk mengatur jumlah kalium dan natrium yang dilewatkan ke dalam urin. Produksi aldosteron dikontrol oleh renin angiotensin system (RAS) atau renin angiotensin aldosterone system (RAAS). Ini adalah sistem hormon yang mengatur tekanan darah dan keseimbangan cairan dalam tubuh. Umumnya renin diproduksi oleh ginjal saat tubuh kehilangan banyak garam dan air dari tubuh. Renin pada gilirannya memicu produksi angiotensin yang pada akhirnya merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan hormon aldosteron. Penurunan tekanan darah juga merangsang sekresi aldosteron. Jadi, bersama dengan sistem renin angiotensin, aldosteron membantu ginjal untuk mempertahankan mineral penting seperti sodium dan kalium. C. Kelenjar Pankreas 1. Hormon Insulin a. Struktur Secara kimia, insulin adalah protein kecil sederhana yang terdiri dari 51 asam amino,30 di antaranya merupakan satu rantai polipeptida, dan 21 lainnya yang membentuk rantai kedua. Kedua rantai dihubungkan olehikatan disulfida. Kode genetik untuk insulin ditemukan dalam DNA di bagian atas lenganpendek dari kromosom kesebelas yang berisi 153 basa nitrogen (63dalamr antai A dan 90 dalam rantai B). DNA yang membentuk kromosom, terdiridari dua heliks terjalin yang dibentuk dari rantai nukleotida, masing-masing terdiri darigula deoksiribosa, fosfat dan nitrogen. Ada empat basa nitrogen 9 yang berbeda yaitu adenin, timin, sitosin danguanin. Sintesis protein tertentu seperti insulin ditentukan oleh urutan dasar tersebut yang diulang. Insulin adalah suatu hormon polipetida yang diproduksi dalam sel-berperan penting dalam regulasikadar gula darah (kadar gula darah dijaga3,5-8,0 mmol/liter). Hormon insulin yang diproduksi oleh tubuh kita dikenal juga sebagai sebutan insulinendogen. Namun, ketika kalenjar pankreas mengalami gangguan sekresiguna memproduksi hormon insulin, disaat inilah tubuh membutuhkan hormon insulin dari luar tubuh, dapat berupa obat buatan manusia atau dikenal juga sebagai sebutan insulin eksogen b. Sintesis Proses yang mengawali sintesis insulin berawal dari adanya DNA yang ditranskripsi membentuk mRNA, kemudian mRNA dibawa ke ribosom untuk mengalami translasi (penerjemahan) sehingga terbentuk protein baru. Protein inilah yang disebut sebagai preproinsulin, terdiri dari sekuen inisial, rantai B, C, dan A. Preproinsulin selanjutnya dibawa ribosom ke retikulum endoplasma. Di sana preproinsulin bertemu enzim endopeptidase. Kemudian enzim tersebut memotong bagian inisial dari preproinsulin sehingga terbentuklah proinsulin. Proinsulin keluar dari retikulum endoplasma dibungkus oleh vesikula lalu dibawa ke apparatus Golgi. Di apparatus Golgi proinsulin dipotong pada bagian rantai C, kemudian rantai B dan A diikat oleh ikatan sulfat. Rantai C biasa disebut sebagai peptida C, sedangkan rantai B dan A yang sudah diikat merupakan bentuk akhir insulin. Peptida C bersama insulin dikeluarkan dari app.Golgi dalam wadah vesikula sekretori dan disimpan di sitosol sel. Ketika terdapat kadar glukosa meningkat pada sirkulasi maka insulin akan disekresikan bersama dengan peptida C dan sedikit amilin (residu hormon). c. Dasar kerja Makanan terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak. Glukosa terutama bersumber dari karbohidrat walaupun protein dan lemak juga bisa menaikkan glukosa. Karbohidrat dipecah menjadi glukosa dan masuk ke peredaran darah, dan glukosa darah dapat meningkat. Secara terus-menerus, pankreas melepaskan insulin pada saat Anda makan atau tidak. Setelah makan, glukosa meningkat di dalam peredaran darah dan pengeluaran insulin oleh pankreas juga meningkat. Tugas pokok insulin adalah mengatur pengangkutan atau masuknya glukosa dari darah ke dalam sel sehingga glukosa darah bisa turun. Jadi, insulin berperan dalam mengatur kestabilan glukosa di dalam darah. Insulin juga bekerja di hati. Setelah makan, kadar insulin meningkat dan membantu penimbunan glukosa di hati. Pada saat Anda tidak makan, insulin turun. Maka hati akan memecah glikogen menjadi glukosa dan masuk ke darah sehingga glukosa darah dipertahankan tetap dalam kadar yang normal. 2. Hormon Glukagon a. Struktur Struktur primer dari Glukagon adalah yang terdiri dari 29 asam amino dan mempunyai massa molekul 3483 Da. His-Ser-Gln-Gly-Thr-Phe-Thr-Ser-Asp-Tyr-Ser-Lys-Tyr-Leu-Asp-Ser-Arg-Arg-Ala-Gln-Asp-Phe-Val-Gln-Trp-Leu-Met-Asn-Thr b. Sintesis Tahap pertama metabolisme karbohidrat adalah pemecahan glukosa (glikolisis) menjadi piruvat. Selanjutnya piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Akhirnya asetil KoA masuk ke dalam rangkaian siklus asam sitrat untuk dikatabolisir menjadi energi. Proses ini terjadi jika kita membutuhkan energi untuk aktifitas, misalnya berpikir, mencerna makanan, bekerja dan sebagainya. Jika kita memiliki glukosa melampaui kebutuhan energi, maka kelebihan glukosa yang ada akan disimpan dalam bentuk glikogen. Proses anabolisme ini dinamakan glikogenesis. Jadi, glikogenesis adalah proses anabolisme glikogen dari glukosa terutama terjadi di hati dan otot yang bertujuan untuk menambah simpanan glikogen dalam tubuh sebagai cadangan makanan jangka pendek. Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di dalam tubuh dan analog dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat didalam hati (sampai 6%), otot jarang melampaui jumlah 1%. Glikogen otot berfungsi sebagai sumber heksosa yang tersedia dengan mudah untuk proses glikolisis di dalam otot itu sendiri. Sedangkan glikogen hati sangat berhubungan dengan simpanan dan pengiriman heksosa keluar untuk mempertahankan kadar glukosa darah, khususnya pada saat di antara waktu makan. Setelah 12-18 jam puasa, hampir semua simpanan glikogen hati terkuras habis. Tetapi glikogen otot hanya terkuras secara bermakna setelah seseorang melakukan olahraga yang berat dan lama. Rangkaian proses terjadinya glikogenesis digambarkan sebagai berikut: 1) Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi juga pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase sedangkan di hati oleh glukokinase. 2) Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan gugus fosfo akan mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang intermediatnya adalah glukosa 1,6-bifosfat. Enz-P + Glukosa 1-fosfat« Enz + Glukosa 1,6-bifosfat «Enz-P + Glukosa 6-fosfat 3. Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir oleh enzim UDPGlc pirofosforilase. UDPGlc + PPi«UTP+Glukosa1-fosfat. c. Dasar Kerja Glukagon adalah antagonis dari insulin: yang disekresi pada saat kadar gula darah dalam darah rendah. Pada prinsipnya menaikkan kadar gula di dalam darah. Dia diproduksi di sel alpha dari pankreas. Glukagon melewati dalam proses sintesenya yang disebut sebagai limited proteolyse, yang artinya molekul glucagon berasal dari prohormon yang lebih tepatnya disebut sebagai prohormon. Gen untuk glukagon selain di pankreas juga terdapat di otak dan sel enteroendokrin L di sistem pencernaan (Ileum dan Kolon). D. Kelenjar Pineal 1. Hormon Serotonin a. Struktur Hormon Serotonin (bahasa Inggris: 5-hydroxytryptamine, 5-HT) adalah suatu neurotransmiter monoamino yang disintesiskan pada neuron-neuron serotonergis dalam sistem saraf pusat dan sel-sel enterokromafin dalam saluran pencernaan. Hormon ini dipercaya sebagai pemberi perasaan nyaman dan senang b. Sintesis Serotonin merupakan suatu neurotransmiter monoamino yang disintesiskan pada neuron-neuron serotonergis dalam sistem saraf pusat dan sel-sel enterokromafin dalam saluran pencernaan. Pada dasarnya serotonin ini merupakan hormon yang secara alamiah ditemukan di otak manusia, namun ia juga ditemukan pada saluran pencernaan dan platelet bagi beberapa hewan. Dia dikategorikan sebagai neurotransmiter karena berperan penting dalam impuls saraf. Dia ini juga digambarkan sebagai suatu vasokonstriktor, yang merupakan zat yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Asam amino triptophan berperan dalam memproduksi serotonin dalam tubuh. c. Dasar Kerja Mekanisme kerja serotonin langsung menstimulasi otot polos dan serabut saraf. Kedua efek ini sulit untuk dipisahkan. Dalam otot rangka terdapat efek vasodilatasi, tetapi efek secara keseluruhan sebenarnya sesuatu peningkatan resistensi perifer. Karena itulah pada kulit terlihat merah. E. Kelenjar Timus 1. Hormon Pertumbuhan a. Struktur hormon gh Hormon pertumbuhan manusia gh, adalah anggota dari sekelompok hormon yang selain gh terdiri dari prolaktin dan somatomamotropin korionik manusia (laktogen, plasenta manusia). Gh adalah suatu polipeptida dengan 191 asam amino, berat molekul sekitar 22.000, yang memiliki dua jembatan disulfida, GH dikode sebagai suatu prahormon di kromosom 17. b. Sintesis Pembentuukan dan pengeluaran gh di atur ole GHRH. Grow hormon releasing hormon (GHRH) adalah suatu peptida dengan 44 asam amino dan aktivitas biologisnya terletak pada 27 residu pertama di terminal –N. c. Mekanisme kerja GH dianggap secara langsung meningkatkan pertumbuhanjaringan lunak dan tulang, sewaktu di temukan bahwa GH meningkatkan pertumbuhan jaringan yang di induksi oleh GH, GH menyebabkan sel berdiferensiasi mengalami pertumbuhan. F. Kelenjar Gonad 1. Hormon testosteron a. Struktur b. Sintesis LH dari hipofisis anterior merangsang testis manusia untuk membentuk testostron dan androgen,, dalam banyak hal ajlur yang menghasilkan androgen di testis serupa yang terdapat di korteks adrenal. Di testis manusia, jalur pre dominan yangmenghasilkan testoteron adalah melalui pregnenolon k 17 hidroksipregnenolon ke DHEA, kemudian dari DHEA ke androstenedion lalu ke testoteron, seperti untuk semua steroid, reaksi penentu kecepatan pembentukan testosteron adalah konvensi kolesterol menjadi pregnenolon. LH mengontrol kecepatan pemutusan rantai sisi klolesterol di karbon 21 untuk membentuk pregnenolon, sehingga mengatur keceparan sintetis testoteron, di sel sasaran ikatan rangkap pada cincin A testosteron mengalami reduksi sehingga terbentuk hormon aktif yaitu dihidrotestosteron (DHT). c. Mekanisme kerja Hormon testosteron manusia diproduksi dalam jumlah yang lebih besar oleh laki-laki, dan kurang oleh perempuan. Hormon estrogen manusia diproduksi dalam jumlah yang lebih besar oleh perempuan, dan kurang oleh laki-laki. Testosteron menyebabkan munculnya sifat-sifat maskulin (yaitu, suara memperdalam, rambut kemaluan dan wajah, membangun otot, dll) Seperti pria, wanita bergantung pada testosteron untuk mempertahankan libido, kepadatan tulang dan massa otot sepanjang hidup mereka. Pada pria, kadar testosteron tinggi tidak tepat estrogen yang lebih rendah, penurunan massa otot, aksi pertumbuhan remaja, memperkenalkan ginekomastia, meningkatkan karakteristik feminin, dan mengurangi kerentanan terhadap kanker prostat, mengurangi libido dan menyebabkan disfungsi ereksi dan dapat menyebabkan berkeringat berlebihan dan muka memerah. Namun, jumlah yang tepat diperlukan estrogen pada pria untuk menjamin kesejahteraan, kepadatan tulang, libido, fungsi ereksi, 2. Estrogen a. Struktur Berdasarkan struktur kimia, estrogen yang digunakan dalam terapi dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu: 1). Steroid Ketiga estrogen alami utama dalam perempuan estron (E1), estradiol (E2), dan estriol (E3). Estradiol (E2) adalah bentuk dominan pada wanita tidak hamil, estron diproduksi selama menopause, dan estriol merupakan estrogen utama kehamilan. Dalam tubuh ini semua diproduksi dari androgen melalui tindakan enzim. Meskipun orang sering menganggap estrogen sebagai entitas tunggal, hormon ini sebenarnya tiga molekul biokimiawi berbeda yang secara alami tubuh memproduksi Ketiga molekul estrogen memiliki kegiatan yang berbeda yang membuat mereka lebih atau kurang "estrogenik:". - Estrone lebih lemah dari estradiol. Estron dibuat dari lemak tubuh.Dari menarche dengan menopause estrogen utama adalah 17β-estradiol. Pada wanita postmenopause lebih estron hadir dari estradiol. Ia wujud dengan banyak untuk wanita yang putus-haid. - Estradiol adalah dihasilkan dari testosteron dan estron dari androstenedion oleh aromatase. Estradiol dibuat dari ovarium, dan memberikan penampilan wanita melengkung mereka. - Estriol hadir dalam jumlah kecil dan sebagian besar dibuat selama kehamilan Premarin, obat estrogenik sering diresepkan, mengandung estrogen dan steroid equilin equilenin, selain estron sulfat tetapi karena resiko kesehatan, lebih banyak estrogen genetik bernama Progynova (estradiol valerat) sekarang lebih sering diresepkan. 2). Nonsteroid Berbagai bahan sintetis dan alami telah diidentifikasi yang juga memiliki aktivitas estrogenik. - Zat sintetis dari jenis ini dikenal sebagai xenoestrogens. - Tanaman produk dengan aktivitas estrogenik yang disebut fitoestrogen. - Yang dihasilkan oleh jamur yang dikenal sebagai mycoestrogens. b. Sintesis Sintesis hormon estrogen terjadi didalam sel-sel theka dan sel-sel granulose ovarium,dimana kolesterol merupakan zat pembakal dari hormon ini, yang pembentukannya melalui beberapa serangkaian reaksi enzimatik. Pada tahun 1959 Ryan dan Smith mengemukakan hipotesa 2 sel yakni mekanisme produksi hormon steroid dalam ovarium, hipotesa ini untuk menerangkan kerja sama antara sel theka dan sel granulose dalam pembentukan hormon. LH diketahui berperan dalam sel theka untuk meningkatkan aktivitas enzim pembelah rantai sisi kolesterol melalui pengaktifan ATP menjadi cAMP, dan dengan melalui beberapa proses reaksi enzimatik terbentuklah androstenedion, kemudian androstenedion yang dibentuk dalam sel theka berfungsi kedalam sel granulose, selanjutnya melakukan aromatisasi membentuk estron dan estradiol 17 β. Kolesterol sebagai pembakal (prekursor) steroid disimpan dalam jumlah yang banyak di sel-sel theka. Pematangan folikel yang mengakibatkan meningkatnya biosintesa steroid dalam folikel diatur oleh hormon gonadotropin. Selama pembentukkan hormon steroid, jumlah atom karbon didalam kolesterol atau didalam molekul steroid lainnya dapat diproduksikan tapi tidak pernah ditingkatkan proses pembentukan hormon steroid dapat terjadi reaksi-reaksi sebagai berikut : 1. Reaksi desmolase : pemecahan / pembelahan rantai samping. 2. Konversi kelompok hidroksi menjadi keton atau kelompok keton menjadi kelompok hidroksil : reaksi dehidrogenase. 3. Reaksi hidroksilasi : perubahan kelompok OH. 4. Pemindahan hidrogen : terbentuknya ikatan ganda 5. Saturasi : penambahan hidrogen untuk mengurangi ikatan ganda.8 Kolesterol mengandung 27 atom karbon, setelah hidroksilasi dari kolesterol pada atom C20 dan atom C22 terjadi pemecahan rantai samping menjadi bentuk pregnenolon dan asam isocaproat, pemecahan ini di samping adanya enzim 20β hidroksilasi dan 22 β hidroksilasi juga adanya peran LH dalam meningkatkan aktivitas enzim.3.6 Dari pregnenolan proses pembentukkan estrogen ada 2 cara yaitu : 1. Melalui 5 – 3 β hidroksi steroid Pathway / Pregnenolon pathway 2. Melalui 4 – 3 β ketone pathway / Progesteron pathway Cara yang pertama melalui pembentukan dehidroepiandrosteron, sedangkan cara yang kedua melalui pembentukan progesterone, (gambar 5). Progesteron dibentuk dari pregnenolon melalui penghilangan atom hydrogen dari C3 dan pergeseran ikatan ganda dari cincin B pada posisi 5-6 ke cincin A pada posisi 4-5, perubahan ini oleh adanya bantuan enzyme 3 β hidroksi dehidrogenase dan ∆ 4-5 isomerase, selanjutnya dengan bantuan enzyme 17α hidroksilase, progesteron akan diubah menjadi 17 hidroksi progesterone yang kemudian mengalami demolase menjadi bentuk testoteron, yang selanjutnya testosterone mengalami aromatisasi (pembentukan gugus hidroksi fenolik pada atom C3) menjadi estradiol (E2), sedangkan androstenedion juga dapat mengalami aromatisasi membentuk eston (E1) Proses aromatisasi androstenedion dipengaruhi juga oleh FSH. Sedangkan pembentukan estrogen melalui pembentukkan dehidroepiandrossteron yaitu dengan cara perubahan pregnenolon menjadi 17 hidroksi pregnenolon dengan bantuan enzim 17α hidroksilase, yang kemudian 17 hidroksi pregnenolon mengalami desmolase membentuk dehidroepiandrosteron. Dengan bantuan enzim 3β OH dehidrogenase serta ∆4-5 isomerase, dehidroepiandrosteron diubah menjadi androstenedion dengan cara penghilangan hydrogen dan atom C3 serta pergeseran ikatan ganda dari cincin B (posisi 5-6) kecincin A (posisi 4-5), proses 6 selanjutnya sintesis hormon estrogen sama halnya seperti yang diperlihatkan melalui pembentukan progesteron. Pada wanita masa reproduksi, estradiol diproduksi sebanyak 0,09-0,25 mg/hari, estron 0,11-0,26 mg/hari. Kadar estradiol dalam darah berkisar antara 20-500 pg/ml dan estron 50-400 pg/ml, sedangkan pada wanita masa menopause kadar estrdiol dibawah 10 pg/ml, dan kadar estron dibawah 30 pg/ml, sebagai perbandingan diketahui kadar estradiol pada laki-laki berkisar antara 15-25 pg/ml dan kadar estron 40-75 pg/ml.6,10 Kadar estradiol mencapai puncaknya pada saat 2 hari sebelum ovulasi dengan kadar mencapai 150-400 pg/ml. Setelah ovulasi kadar estradiol menurun, untuk kemudian meningkat lagi sampai kira-kira hari ke 21, selanjutnya hormon ini menurun lagi sampai akhir siklus. Seperti diketahui zat awal untuk sintesis hormon steroid terdapat di semua kelenjar hormon steroid, hormon mana yang pasti dan dimana akan dihasilkan tergantung dari : 1. Reseptor yang tersedia untuk pengaturan hormon (ACTH, FSH, LH) 2. Enzim yang dominan untuk perubahan-perubahan susunan molekul steroid dalam setiap kelenjar hormon c. Mekanisme kerja Hormon steroid berdifusi melalui membran sel dan terikat dengan afinitas tinggi pada reseptor protein sitoplasmik spesifik. Afinitas terhadap reseptor bervariasi dengan estrogen spesifik aktivasi kompleks steroid-reseptor memasuki nukleus dan berinteraksi dengan kromatin inti untuk memulai sintesa RNA hormon spesifik yang memerantarai sejumlah fungsi fisiologis. Hubungan estrogen dan menopause pada wanita menopause terjadi penurunan sekresihormon estrogen dan progestin (terutama estrogen) sehingga mempengaruhi keadaan dari tubuh, karena estrogen juga berperan dalam banyak hal seperti pada organ kardiovaskular, traktur urogenitalis, tulang dan vasomotor. Sehingga menoupase akan berdampak pada organ tersebut sehingga diperlukan juga “terapi penggati estrogen” pada wanita menopause. Manfaat penggantian estrogen pasca menopause - Tidur : Estrogen mengurangi gangguan pasca menopause dalam hal tidur. - Kardiovaskular : estrogen memberikan efek protektif terhadap penyakit kardiovaskular, yang menyebabkan penurunan LDL dan peningkatan kadar HDL dalam plasma. - Traktus urogenital : pengobatan estrogen membalikan atropi pasca menopause pada vulva, vagina, uretra, dan trigonum kandung kemih. - Osteoporosis : estrogen menurunkan resorpsi tulang tetapi tidak mempunyai efek pada pembentukan tulang. - Vasomotor : pengobatan estrogen menegakkan kembali feed back pada kontrol hipotalamus sekresi norefineprin, yang menyebabkan berkurangnya ruam panas. Farmakokinetik estrogen alamiah adalah mudah diabsorbsi melalui saluran pencernaan, kulit dan membran mukosa. cepat diabsorbsi juga bila intra muscular. Sebaliknya estrogen sintetik Misalnya etinil estradiol, mestranol mudah diabsorbsi stlh peroral, kulit, membran mukosa. Metabolisme lebih lambat dibanding estrogen alami. Disimpan dalam adiposa dan di lepaskan secara lambat. Efek lebih lama dan potensi lebih tinggi dibanding estrogen alami. Kadar normal Kisaran normal estrogen bergantung pada usia. Wanita berusia antara 20 sampai 29 tahun memiliki tingkat estrogen rata-rata 149 pg/ml (piktogram per mililiter). Seorang wanita berusia 30 hingga 39 tahun rata-rata memiliki kadar 210 pg/ml. Sedangperempuan berusia lebih dari 40 tahun dan belum mengalami menopause akan memiliki tingkat estrogen rata-rata 152 pg/ml.Tingkat rata-rata dapat bervariasi dari hari ke hari tergantung pada siklus haid tiap wanita. 3. Progesteron a. Struktur b. Sintesis Progesteron dibentuk dari kolesterol pada semua jaringan steroidogenik dalam suatu reaksi enzimatik dua langkah. Pertama, kolesterol dikonversi di mitokondria, menjadi pregnenolon steroid intermediat, dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh enzim sitokrom P-45, 3β-hidroksisteroid dehidrogenase. Solomon dan kawan-kawan (1954) mendemonstrasikan bahwa perfusi plasenta in vitro dengan kolesterol radiolabel menghasilkan pembentukan progesterone radiolabel. Di samping itu, inkubasi pregnenolon menjadi progesterone telah diperlihatkan dengan penelitian perfusi plasenta in situ yang dikerjakan di Laboratorim Diczfalusy. Tetapi sementara plasenta memproduksi sejumlah progesterone yang sangat banyak, kapasitas biosintesis kolesterol di organ ini sangat terbatas. Kecepatan penggabungan asetat radiolabel ke kolesterol oleh jaringan plasenta berjalan sangat lambat dan aktivitas enzim pembatas kecepatan dalam biosintesis kolesterol, yaitu 3-hidroksi-3-metilglutaril koenzim A (HMG CoA) reduktase, di mikrosom jaringan plasenta terbatas. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang sumber kolesterol untuk pembentukan progesteron plasenta. Dengan penelitian in vivo, Bloch (1945) dan Werbin dan kawan-kawan (1957) memperlihatkan bahwa setelah pemberian intravena kolesterol radiolabel pada wanita hamil, aktivitas spesifik pregnanediol urin adalah sama dengan aktivitas spesifik kolesterol plasma. Hellig dan kawan-kawan (1970) juga memperlihatkan bahwa kolesterol plasma ibu merupakan prekursor utama (sampai 90%) untuk biosintesis progesteron pada kehamilan manusia. c. Mekanisme kerja Progestin merupakan hormon yang secara alami terutama diproduksi oleh corpus luteum dan plasenta yang berperan dalam reproduksi dengan mempersiapkan endometrium untuk implantasi telur dan membantu perkembangan serta berfungsinya kelenjar mammary. Di samping efek progestationalnya, progestin sintetik tertentu memiliki efek anabolik, androgenik atau estrogenik (biasanya lemah). Progesteron merupakan progestin alam yang paling banyak yang selain efeknya sebagai hormon juga berfungsi sebagai prazat untuk produksi berbagai androgen, kortikosteroid dan estrogen secara endogen. Mekanisme kerja progesteron dalam kontrasepsi adalah sebagai berikut : 1. Ovulasi Ovulasi sendiri mungkin dapat dihambat karena terganggunya fungsi poros hipotalamus-hipofisis-ovarium dan karena modifikasi dari FSH dan LH pada pertengahan siklus yang disebabkan oleh progesteron. 2. Implantasi Implantasi mungkin dapat dicegah bila diberikan progesteron pra-ovulasi. Ini yang menjadi dasar untuk membuat IUD yang mengandung progesteron. Pemberian progesteron-eksogenous dapat mengganggu kadar puncak FSH dan LH, sehingga meskipun terjadi ovulasi produksi progesteron yang berkurang dari korpus luteum menyebabkan penghambatan dari implantasi. Pemberian progesteron secara sistemik dan untuk jangka waktu yang lama menyebabkan endometrium mengalami keadaanistirahat dan atropi. 3. Transpor Gamet atau Ovum Pengangkutan ovum dapat diperlambat bila diberikan progesteron sebelum terjadi fertilisasi. 4. Luteolisis Pemberian jangka lama progesteron saja mungkin menyebabkan fungsi corpus luteum yang tidak adekuat pada siklus haid sehingga menghambat folikulogenesis 5. Lendir serviks yang kental Dalam 48 jam setelah pemberian progesteron, sudah tampak lendir serviks yang kental, sehingga motilitas dan daya penetrasi dari spermatozoa sangat terhambat. Lendir serviks yang tidak cocok dengan sperma adalah lendir yang jumlahnya sedikit, kental dan seluler serta kurang menunjukkan ferning dan spinnbarkeit Daftar pustaka Marks, Dawn B.2000. biokimia kedokteran dasar. Jakarta : EGC

0 komentar:

 
Like Dulu Dong....!!!