BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Fase perkembangan masa anak adalah berkomunikasi
dengan orang lain, belajar kemandirian, dan mempersiapkan diri masuk sekolah.
Informasi
tentang fase perkembangan anak Anda dapat diperoleh dari buku-buku atau
pengamatan terhadap anak lain yang seusia. Mengenali fase perkembangan sesuai
usia anak memungkinkan orangtua melakukan deteksi dini Gangguan Perkembangan Anak.
B.
Tujuan Masalah
Dari pembahasan didalam makalah kami, terdiri
dari:
1.
Mengetahui pengertian perkembangan anak.
2.
Mengetahui tentang perkembangan Fisik.
3.
Mengetahui tentang perkembangan Motorik.
4.
Mengetahui tentang perkembangan kognitif.
5.
Mengetahui tentang perkembangan Psikososial.
PEMBAHASAN
II.A
Fase Perkembangan pada masa Anak
Fase perkembangan
masa anak adalah berkomunikasi dengan orang lain, belajar kemandirian, dan
mempersiapkan diri masuk sekolah. Informasi tentang fase perkembangan anak Anda
dapat diperoleh dari buku-buku atau pengamatan terhadap anak lain yang seusia.
Mengenali fase perkembangan sesuai usia anak memungkinkan orangtua melakukan
deteksi dini Gangguan Perkembangan Anak.
Perkembangan Anak meliputi (Perkembangan Fisik, Perkembangan Motorik,
Perkembangan Kognitif, Perkembangan
Psikososial):
1.
Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik pada masa ini relatif
seimbang. Peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya.
Peningkatan berat badan anak terjadi terutama karena bertambahnya ukuran sistem
rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya.
2.
Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik pada usia ini menjadi
lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa anak-anak. Anak
terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga
keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan – ketrampilan motorik,
anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal
dalam bentuk permainan. Disamping itu anak juga melibatkan diri dalam aktivitas
permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll.
Beberapa perkembangan motorik (kasar
maupun halus) selama periode ini, antara lain :
a).
Anak Usia 5 Tahun
· Mampu
melompat dan menari
· Menggambarkan
orang yang terdiri dari kepala, lengan dan badan
· Dapat
menghitung jari – jarinya
· Mendengar
dan mengulang hal – hal penting dan mampu bercerita
· Mempunyai
minat terhadap kata-kata baru beserta artinya
· Memprotes
bila dilarang apa yang menjadi keinginannya
· Mampu
membedakan besar dan kecil
b).
Anak Usia 6 Tahun
· Ketangkasan
meningkat
· Melompat
tali
· Bermain
sepeda
· Mengetahui
kanan dan kiri
· Mungkin
bertindak menentang dan tidak sopan
· Mampu
menguraikan objek-objek dengan gambar
c).
Anak Usia 7 Tahun
· Mulai
membaca dengan lancar
· Cemas
terhadap kegagalan
· Peningkatan
minat pada bidang spiritual
· Kadang
Malu atau sedih
d).
Anak Usia 8 – 9 Tahun
· Kecepatan
dan kehalusan aktivitas motorik meningkat
· Mampu
menggunakan peralatan rumah tangga
· Ketrampilan
lebih individual
· Ingin
terlibat dalam sesuatu
· Menyukai
kelompok dan mode
· Mencari
teman secara aktif.
e).
Anak Usia 10 – 12 Tahun
· Perubahan
sifat berkaitan dengan berubahnya postur tubuh yang berhubungan dengan
pubertas mulai tampak
· Mampu
melakukan aktivitas rumah tangga, seperti mencuci, menjemur pakaian sendiri ,
dll.
· Adanya
keinginan anak unuk menyenangkan dan membantu orang lain
· Mulai
tertarik dengan lawan jenis.
3.
Perkembangan Kognitif
Dalam keadaan normal, pada periode ini
pikiran anak berkembang secara berangsur – angsur. Jika pada periode
sebelumnya, daya pikir anak masih bersifat imajinatif dan egosentris, maka pada
periode ini daya pikir anak sudah berkembang ke arah yang lebih konkrit,
rasional dan objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak
benar-benar berada pada stadium belajar.
Menurut teori Piaget, pemikiran anak – anak usia sekolah dasar disebut pemikiran
Operasional Konkrit (Concret Operational Thought), artinya aktivitas mental yang difokuskan pada objek –
objek peristiwa nyata atau konkrit. Dalam upaya memahami alam sekitarnya,
mereka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari
pancaindera, karena ia mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang
tampak oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya. Dalam masa ini, anak telah
mengembangkan 3 macam proses yang disebut dengan operasi – operasi, yaitu :
a). Negasi (Negation), yaitu pada masa konkrit operasional,
anak memahami hubungan –
hubungan antara benda atau keadaan yag satu dengan benda atau keadaan yang
lain.
b). Hubungan Timbal Balik (Resiprok), yaitu anak telah mengetahui
hubungan sebab-akibat dalam suatu keadaan.
c). Identitas, yaitu anak sudah mampu
mengenal satu persatu deretan benda-benda yang ada.
Operasi yang terjadi dalam diri anak
memungkinkan pula untuk mengetahui suatu perbuatan tanpa melihat bahwa
perbuatan tersebut ditunjukkan. Jadi, pada tahap ini anak telah memiliki
struktur kognitif yang memungkinkanya dapat berfikir untuk melakukan suatu tindakan,
tanpa ia sendiri bertindak secara nyata.
a. Perkembangan Memori
Selama periode ini, memori jangka pendek
anak telah berkembang dengan baik. Akan tetapi, memori jangka panjang tidak
terjadi banyak peningkatan dengan disertai adanya keterbatasan – keterbatasan.
Untuk mengurangi keterbatasan tersebut, anak berusaha menggunakan strategi
memori (memory strategy), yaitu merupakan perilaku disengaja yang digunakan
untuk meningkatkan memori. Matlin (1994) menyebutkan 4 macam strategi memori
yang penting, yaitu :
1.
Rehearsal (Pengulangan)
: Suatu strategi meningkatkan memori dengan cara mengulang berkali-kali
informasi yang telah disampaikan.
2.
Organization (Organisasi) : Pengelompokan dan pengkategorian sesuatu yang
digunakan untuk meningkatkan memori. Seperti, anak SD sering mengingat
nama-nama teman sekelasnya menurut susunan dimana mereka duduk dalam satu
kelas.
3.
Imagery (Perbandingan) : Membandingkan sesuatu dengan tipe dari
karakteristik pembayangan dari seseorang.
4.
Retrieval (Pemunculan
Kembali) : Proses mengeluarkan atau mengangkat informasi dari tempat
penyimpanan. Ketika suatu isyarat yang mungkin dapat membantu memunculkan
kembali sebuah meori, mereka akan menggunakannya secara spontan.
Selain strategi-strategi memori diatas,
terdapat hal lain yang mempengaruhi memori anak, seperti tingkat usia, sifat
anak (termasuk sikap, kesehatan dan motivasi), serta pengetahuan yang diperoleh
anak sebelumnya.
b. Perkembangan Pemikiran Kritis
Perkembangan Pemikiran Kritis yaitu
pemahaman atau refleksi terhadap permasalahan secara mendalam, mempertahankan
pikiran agar tetap terbuka, tidak mempercayai begitu saja informasi-informasi
yang datang dari berbagai sumber serta mampu befikir secara reflektif dan
evaluatif.
c. Perkembangan Kreativitas
Dalam tahap ini, anak mempunyai kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru. Perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh
lingkungan, terutama lingkungan sekolah.
d. Perkembangan Bahasa
Selama masa anak, perkembangan bahasa
terus berlanjut. Perbendaharaan kosa kata dan cara menggunakan kalimat
bertambah kompleks. Perkembangan ini terlihat dalam cara berfikir tentang
kata-kata, struktur kalimat dan secara bertahap anak akan mulai menggunakan
kalimat yang lebih singkat dan padat, serta dapat menerapkan berbagai aturan
tata bahasa secara tepat.
4. Perkembangan
Psikosial
Pada fase ini, anak dapat menghadapi dan
menyelesaikan tugas atau perbuatan yang dapat membuahkan hasil, sehingga
dunia psikosial anak menjadi semakin kompleks. Anak sudah siap untuk
meninggalkan rumah dan orang tuanya dalam waktu terbatas, yaitu pada saat anak
berada di sekolah. Melalui proses pendidikan ini, anak belajar untuk bersaing
(kompetitif), kooperatif dengan orang lain, saling memberi dan menerima, setia
kawan dan belajar peraturan – peraturan yang berlaku. Dalam hal ini proses
sosialisasi banyak terpengaruh oleh guru dan teman sebaya. Identifikasi bukan
lagi terhadap orang tua, melainkan terhadap guru. Selain itu, anak tidak lagi
bersifat egosentris, ia telah mempunyai jiwa kompetitif sehingga dapat memilah
apa yang baik bagi dirinya, mampu memecahkan masalahnya sendiri dan mulai
melakukan identifikasi terhadap tokoh tertentu yang menarik perhatiannya.
a. Perkembangan Pemahaman Diri
Pada tahap ini, pemahaman diri atau konsep
diri anak mengalami perubahan yang sangat pesat. Ia lebih memahami dirinya melalui
karakteristik internal daripada melalui karakteristik eksternal.
b. Perkembangan Hubungan dengan Keluarga
Dalam hal ini, orang tua merasakan
pengontrolan dirinya terhadap tingkah laku anak mereka berkurang dari waktu ke
waktu dibandingkan dengan periode sebelumnya, karena rata-rata anak
menghabiskan waktunya di sekolah. Interaksi guru dan teman sebaya di sekolah
memberikan suatu peluang yang besar bagi anak-anak untuk mengembangkan
kemampuan kognitif dan ketrampilan sosial.
c. Perkembangan Hubungan dengan Teman Sebaya
Berinteraksi dengan teman sebaya merupakan
aktivitas yang banyak menyita waktu. Umumnya mereka meluangkan waktu lebih dari
40% untuk berinteraksi dengan teman sebaya dan terkadang terdapat duatu
grup/kelompok. Anak idak lagi puas bermain sendirian dirumah. Hal ini karena
anak mempunyai kenginan kuat untuk diterima sebagai anggota kelompok.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fase
perkembangan masa anak adalah berkomunikasi dengan orang lain, belajar
kemandirian, dan mempersiapkan diri masuk sekolah. Informasi tentang fase
perkembangan anak Anda dapat diperoleh dari buku-buku atau pengamatan terhadap
anak lain yang seusia. Mengenali fase perkembangan sesuai usia anak
memungkinkan orangtua melakukan deteksi dini Gangguan Perkembangan Anak.
Perkembangan
Anak meliputi (Perkembangan Fisik, Perkembangan Motorik, Perkembangan Kognitif, Perkembangan Psikososial).
B. Saran
Kami menyarankan kita semua harus memahami tugas-tugas
kita pada “Fase Perkembangan Pada Masa Anak” dan mengidentifikasi masing-masing,
serta melakukan tugas padafase tersebut secara baik dan benar.
0 komentar:
Posting Komentar