Pengertian Ascites Asites berasal dari bahasa Yunani yang artinya kantong atau tas.
Asites adalah menumpuknya cairan patologis dalam rongga abdominal atau dapat diartikan pula akumulasi dari cairan (biasanya cairan serous, adalah cairan kuning pucat dan bening) dalam rongga perut (peritoneal)
Pengertian Oedema
⦁ Oedema
Oedema atau sembab adalah meningkatnya volume cairan ekstraseluler dan ekstravaskuler (cairan interstitium) yang disertai dengan penimbunan cairan abnormal dalam sela-sela jaringan dan rongga serosa (jaringan ikat longgar dan rongga-rongga badan). Edema dapat bersifat setempat (lokal) dan umum (general).
⦁ Oedema adalah penimbunan cairan secara berlebihan di antara sel-sel tubuh atau di dalam berbagai rongga tubuh.
⦁ Penyebab Ascites dan Oedema
Penyebab Ascites
⦁ Penyabab yang paling umum dari ascites adalah penyakit hati yang telah lanjut atau cirrhosis. Kira-kira 80% dari kasus-kasus ascites diperkirakan disebabkan oleh cirrhosis.
⦁ Adanya penahanan garam dan air.
⦁ Beberapa penyebab-penyebab lain dari ascites berhubungan dengan gradien tekanan yang meningkat adalah gagal jantung kongestif dan gagal ginjal yang telah lanjut yang disebabkan oleh penahanan cairan keseluruhan dalam tubuh.
⦁ Beberapa juga disebabkan karena kanker, yang disebut malignant ascites
Penyebab edema.
Primer :
⦁ Peningkatan permeabilitas kapiler
⦁ Berkurangnya protein plasma
⦁ Peningkatan tekanan hidrostatik
⦁ Obstruksi limpa
Sekunder
⦁ Peningkatan tekanan koloid osmotic dalam jaringan
⦁ Retensi natrium dan air
⦁ Edema terjadi jika kita duduk atau berdiri terlalu lama di satu tempat. Salah satu penyebabnya adalah gravitasi yang menarik cairan tubuh kita ke bagian kaki.
⦁ Kehamilan.
⦁ Terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung banyak natrium atau garam.
⦁ Bisa juga merupakan tanda dari penyakit ginjal atau liver.
⦁ Tanda dan Gejala pada Ascites dan Oedema
⦁ Meningkatnya ukuran perut (ascites).
⦁ Napas pendek-pendek atau sulit bernapas (pulmonary edema)
⦁ Volume air kencing yang dikeluarkan sangat sedikit meskipun minum air dalam takaran normal harian.
⦁ Baju, celana, rok, atau aksesoris yang digunakan terasa sempit.
⦁ Pada tahapan yang parah, tanda-tanda edema itu dapat berupa kesulitan bernapas, napas pendek-pendek ketika berbaring, batuk, dan tangan serta kaki jika disentuh atau dipegang terasa dingin.
⦁ Jenis Oedema
Berrdasarkan kembali atau tidaknya edema apabila dipencet atau ditekan, maka edem dibedakan menjadi 2, yaitu :
⦁ Oedema pitting
Pada oedema ini, apabila daerah yang mengalami oedema dipencet, maka akan timbul cekungan pada derah yang ditekan, bentuknya sesuai dengan bentuk benda yang kita gunakan untuk menekan. Sebenarnya cekungan yang tebentuk ini dapat kembali seperti semula, membutuhkan waktu yang cukup lama. Oedema dengan keadaan sperti ini disebut oedema pitting.
Oedema pitting ini biasanya terjadi pada kasus edem sistemik.
⦁ Odema non pitting
Oedema non pitting adalah kedaaan oedema dimana apabila dipencet atau ditekan pada bagian oedema, maka dengan segera cekungan itu akan kembali ke seperti semula, bahkan tidak akan timbul bekas bahwa bagian yang terkena edem sudah ditekan.
Oedema non pitting ini biasanya terjadi dapa kasus oedema yang disebabkan karena inflamasi, obstruksi pembuluh limfe, dll.
⦁ Tujuan Pemeriksaan Ascites dan Oedema
⦁ Mengetahui ada tidaknya gangguan mengenai kadar protein (albumin) dalam darah.
⦁ Mengetahui fungsi pompa jantung
⦁ Mengetahui ada tidaknya sumbatan pembuluh darah atau pembuluh limfe, penyakit liver dan ginjal kronis,
⦁ Mengetahui Keseimbangan cairan,elektrolit dan asam basa seseorang.
⦁ Indikasi tindakan Ascites dan Oedema
Diberikan pada pasien yang mengalami pembengkakan pada bagian tubuh tertentu atau menyeluruh
⦁ Alat-alat dalam pemeriksaan Ascites dan Oedema
⦁ Stetoscop
⦁ Tensimeter
⦁ Jari tangan (palpasi)
⦁ Mata (ispeksi)
⦁ Pulmonary artery catheter (Swan-Ganz), untuk edema paru
⦁ Pengukuran plasma B-type natriuretic peptide (BNP), untuk edema paru
⦁ Kompress
⦁ Pemeriksaan Laboratorium
⦁ Prosedur Pemeriksaan Ascites dan Oedema
Pemeriksaan Asites
Asites adalah edema yang terletak pada perut. Langkah - langkah yang harus dilakukan untuk pemeriksaan ini adalah :
⦁ Ucapkan salam, perkenalan dan beritahukan hal apa saja yang akan kita lakukan ke pasien
⦁ Pasien diminta untuk melepas bajunya bagian atas (kaos atau kemeja), lalu diminta untuk berbaring dan rileks
⦁ Inspeksi bagian perut pasien, dengan dilihat bagaimanakah bentuk perutnya, apakah datar, cembung atau cekung. Lalu dilihat apakah ada tanda peradangan atau inflamasi atau kemerahan pada bagian perut.
Pelaporan : bentuk dari perut pasien nampak cembung dan mengkilat
⦁ Palpasi bagian perut dengan cara pasien diminta untuk meletakkan tangannya di bagian umbilicus, lalu tangan kita ada disebelah kanan dan kiri sis perut pasien, lalu pukul dengan menggunakan lima jari sisi perut bagian kiri. Rasakan apakah ada rasa semacam hentaman cairan pada tangan sebelah kanan. Pemeriksaan ini dinamakan pemeriksaan undulisi.
Pelaporan : undulasi positif
⦁ Setelah melakukan palpasi, maka yang jarus kita lakukan selanjutnya adalah perkusi. Perkusi dimulai dari bagian umbilicus atau bagian tengan operut pasien, terus ke arah bawah. Suara yang terdengar pada orang yang menderita asites adalah pada awalnya timpani, tetapi semakin ke bawah, yang dirasakan adalah semakin redup dan akhirnya redup. Pada tahap ini tentukan batas perubahan suara antara redup dan timpani.
⦁ Setelah batas ditemukan, maka pasien diminta untuk memiringkan badannya ke arah kita, yaitu ke arah kiri, lalu kita perkusi lagi, formatnya dari perbatasan tadi ke atas. Suara yang terdengar adalah redup, redup, redup sampai akhirnya timpani. Perlu diketahui, pada pemeriksaan ini batas redup akan bergeser ke atas, hal ini disebabkan karena cairan yang berada disebelah kiri pasien berpindah ke sebelah kanan.
⦁ Ucapkan terimakasih kepada pasien
⦁ Ucapkan salam
Pemeriksaan Edema
⦁ Ucapkan salam
⦁ Perkenalkan diri dan mintalah ijin ke pasien tentang apa yang akan kita lakukan
⦁ Tahap pemeriksaan yang dilakukan selanjutnya adalah inspeksi. Pada isnpeksi ini kita lihat pada bagian wajah apakah ada edema, bagaimana kesimetrisannya, apakah ada tanda peradangan ataukah kemerahan, tidak hanya pada wjah, tetapi juga pada perut dan pada kaki
⦁ Lakukan palpasi pitting dan non pitting dengan cara menekan dengan menggunakan ibu jari dan amati waktu kembalinya.
⦁ Penilaian
Derajat I : kedalamannya 1- 3 mm dengan waktu kembali 3 detik
Derajat I I : kedalamannya 3-5 mm dengan waktu kembali 5 detik
Derajat III : kedalamannya 5-7 mm dengan waktu kembali 7 detik
Derajat IV : kedalamannya 7 mm dengan waktu kembali 7 detik
⦁ Pemeriksaan selesai, terima kasih dan salam pada pasien
BAB III
PENUTUP
⦁ Kesimpulan
Ascites dan Oedema adalah gangguan terkait cairan tubuh, dimana terjadi penumpukan cairan tubuh sehingga menimbulkan bengkak. Bengkak pada perut disebut Ascites dan Bengkak pada daerah-daerah lain seperti kaki, tangan disedut Oedema
⦁ Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan dapat memahami tentang Ascites dan oedema.
DAFTAR PUSTAKA
Harrison. 1995. Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Volume3. Yogyakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Perry, A.G. & Potter, P.A. 1994. Fundamental Of Nursing. St. Louis : Mosby-Year Book
0 komentar:
Posting Komentar