WILUJENG SUMPING

Rabu, 09 Januari 2013

IRIGASI LAMBUNG




Pengertian irigasi lambung
Bilas lambung, atau disebut juga pompa perut dan irigasi lambung merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk membersihkan isi perut dengan cara mengurasnya.
Pada anak-anak, jika menggunakan air biasa untuk membilas lambung akan berpotensi hiponatremi karena merangsang muntah. Pada umumnya digunakan air hangat (tap water) atau cairan isotonis seperti Nacl 0,9 %.
Pada orang dewasa menggunakan 100-300 cc sekali memasukkan, sedangkan pada anak-anak 10 cc/kg dalam sekali memasukkan ke lambung pasien.

Tujuan irigasi lambung
Membuang racun yang tidak terabsorbsi setelah racun masuk saluran pencernaan.
Mendiagnosa perdarahan lambung.
Membersihkan lambung sebelum prosedur endoscopy.
Membuang cairan atau partikel dari lambung.

Indikasi irigasi lambung
Keracunan obat oral kurang dari 1 jam
Overdosis obat/narkotik
Terjadi perdarahan lama (hematemesis Melena) pada saluran pencernaan atas.
Mengambil contoh asam lambung untuk dianalisis lebih lanjut.
Dekompresi lambung
Sebelum operasi perut atau biasanya sebelum dilakukan endoskopi.

Kontra indikasi irigasi lambung
Pada pasien yang mengalami cedera atau injuri pada system pencernaan bagian atas, menelan racun yang bersifat keras atau korosif pada kulit, dan mengalami cedera pada jalan nafasnya, serta mengalami perforasi pada saluran cerna bagian atas.

Alat irigasi lambung
Baki berisi NGT lengkap dengan corong sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan
Ukuran NGT :
no.14-20 untuk ukuran dewasa
no. 8-16 untuk anak-anak
no.5-7 untuk bayi
Dua buah baskom
Perlak dan handuk sebagai pengalas
Stetoskop
Spuit 10 cc
plester
Piala ginjal dan kom penampung
Air hangat 1 sampai 2 liter
Kassa/tissue,
Jelly
Susu hangat

Prosedur tindakan pemasangan irigasi lambung
Tahap pra interaksi
a. Cek catatan keperawatan
b. Siapkan alat-alat
c. Cuci tangan
Tahap orientasi
a. Berikan salam, panggil klien dengan namanya.
b. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan klien dan keluarga.
Tahap kerja
Mencuci tangan
Perawat memakai skort
Perlak dan alas dipasang disamping pasien
NGT di ukur dari epigastrium sampai pertengahan dahi kemudian diberi tanda
Ujung atas NGT diolesi jelly,bagian ujung bawah diklem
NGT dimasukkan perlahan-lahan melalui hidung pasien sambil disuruh menelannya ( bila pasien sadar )
Periksa apakah NGT betul-betul masuk lambung dengan cara ;
Masukan ujung NGT kedalambaskom yang berisi air,jika tidak ada gelembung Maka NGT sudah masuk kedalam lambung.
Masukan Udara dengan spuit 10cc dan didengarkan pada daerah lambung dengan menggunakan stetoskop.setelah yakin pasang plester pada hidung untuk memfiksasi NGT.
Setelah NGT masuk pasien diatur dengan posisi miring tanpa bantal atau kepala lebih rendah selanjutnya klem dibuka.
Corong dipasang diujung bawah NGT,air/susu dituangkan kedalam
corong jumlah cairan sesuai kebutuhan.cairan yang masuk tadi dikeluarkan dan ditampung dalam baskom.
Pembilasan lambung dilakukan berulang kali sampai air yang keluar dari lambung sudah jernih.
Jika air yang keluar sudah jernih Selang NGT dicabut secara pelan-pelan dan diletakan dalam baki.
Setelah selesai pasien dirapikan,mulut dan sekitarnya dibersihkan dengan tissue jelaskan pada pasien bahwa prosedur yang dilakukan telah selesai.
Alat-alat dikemas dan dibersihkan
Perawat mencuci tangan
Mencatat semua tidakan yang telah dilakukan pada status pasien
























BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan makalah di atas dapat disimpulkan bahwa, irigasi lambung dapat dilakukan dengan indikasi :
Keracunan obat oral kurang dari 1 jam
Overdosis obat/narkotik
Terjadi perdarahan lama (hematemesis Melena) pada saluran pencernaan atas.
Mengambil contoh asam lambung untuk dianalisis lebih lanjut.
Dekompresi lambung
Sebelum operasi perut atau biasanya sebelum dilakukan endoskopi.
Sehingga seseorang tidak dapat dilakukan iri gasi lambung jika tidak termasuk dalam indikasi tersebut, karena jika dilakukan tindakan itu, tindakan itu tidak efektif dan siasia bahkan mengancam nyawa pasien.

Saran
Hendaknya seorang perawat harus bisa tanggap dalam menghadapi suatu kejadian keracunan yang di alami seseorang, sehingga dapat mengoptimalkan tindakan keperawatan yang harus dilakukan.
Hendaknya seorang perawat dalam melakukan tindakan irigasi lambung, harus memperhatikan keadaan klien yang mengalami keracunan, guna sebagai pertimbangan dilakukan atau tidaknya tindakan irigasi lambunng.

DAFTARPUSTAKA

Aziz alimun. A. Aziz. 2006. Kebutuhandasar manusi. Jakarta. Salemba medika
Potter & perry, 2005. Buku ajar fundamental keperawatan. Jakarta :EGC

0 komentar:

 
Like Dulu Dong....!!!