Definisi
Rheumatoid arthritis (RA) adalah suatu penyakit autoimun
yang menyebabkan peradangan kronis sendi-sendi. Rheumatoid arthritis dapat juga
menyebabkan peradangan dari jaringan sekitar sendi-sendi, begitu juga pada
organ-organ lain dalam tubuh. Penyakit autoimun adalah penyakit yang terjadi
ketika jaringan-jaringan tubuh dengan sembarangan (salah mengira) diserang oleh
sistim imunnya sendiri. Sistim imun adalah suatu organisasi yang kompleks dari
sel-sel dan antibodi-antibodi yang diciptakan secara normal untuk mencari dan
membasmi penyerbu-penyerbu tubuh, terutama infeksi-infeksi. Pasien-pasien
dengan penyakit autoimun mempunyai antibodi-antibodi didalam darahnya yang
menargetkan jaringan-jaringan tubuhnya sendiri, dimana mereka dapat berkaitan
dengan peradangan. Karena ia dapat mempengaruhi beragam organ-organ tubuh lain,
rheumatoid arthritis dirujuk sebagai suatu penyakit sistemik dan adakalanya
disebut penyakit rheumatoid. Ketika rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit
kronis, berarti ia dapat berlangsung tahunan, pasien-pasien mungkin mengalami
periode-periode panjang tanpa gejala-gejala. Secara khas, bagaimanapun,
rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit yang progresif yang berpotensi
menyebabkan kerusakan sendi dan ketidak mampuan fungsional. Suatu sendi adalah
dimana dua tulang-tulang bertemu untuk mengizinkan gerakan dari bagian-bagian
tubuh. Arthritis berarti peradangan sendi. Peradangan sendi dari rheumatoid
arthritis menyebabkan pembengkakan, nyeri, kekakuan, dan kemerahan pada
sendi-sendi. Peradangan dari penyakit rheumatoid dapat juga terjadi pada
jaringan-jaringan sekitar sendi-sendi, seperti tendon-tendon, ligamen-ligamen,
dan otot-otot. Pada beberapa pasien-pasien dengan rheumatoid arthritis, peradangan
kronis menjurus pada kerusakkan dari tulang rawan (cartilage), tulang, dan
ligamen-ligamen, menyebabkan kelainan bentuk sendi-sendi. Kerusakan pada
sendi-sendi dapat terjadi pada awal penyakit dan dapat menjadi progresif. Lagi
pula, studi-studi telah menunjukan bahwa kerusakan yang progresif pada
sendi-sendi tidak harus berkorelasi dengan derajat dari nyeri, kekakuan, atau
pembengkakan yang hadir pada sendi-sendi. Rheumatoid arthritis adalah suatu
penyakit rematik (rheumatic) yang umum, mempengaruhi kira-kira 1,3 juta
orang-orang di Amerika, menurut data sensus yang sekarang. Penyakit ini adalah
tiga kali lebih umum pada wanita-wanita daripada pada pria-pria. Ia menyebabkan
sakit pada orang-orang dari semua suku bangsa secara sama-sama. Penyakitnya dapat
mulai pada segala umur, namun ia paling sering mulai setelah umur 40 tahun dan
sebelun umur 60 tahun. Pada beberapa keluarga-keluarga, beragam anggota-anggota
dapat dipengaruhi, menyarankan suatu dasar genetik untuk kelainan ini.
Penyebab Rheumatoid Arthritis
Penyebab rheumatoid arthritis tidak diketahui. Walaupun
agen-agen infeksius seperti virus-virus, bakteri-bakteri, dan jamur telah lama
dicurigai, tidak satupun telah dibuktikan sebagai penyebab. Penyebab rheumatoid
arthritis adalah suatu area penelitian yang sangat aktif diseluruh dunia.
Beberapa ilmuwan-ilmuwan percaya bahwa kecenderungan mengembangkan rheumatoid
arthritis mungkin diturunkan/diwariskan secara genetik. Dicurigai bahwa
infeksi-infeksi tertentu atau faktor-faktor dalam lingkungan mungkin
mencetuskan sistim imun untuk menyerang jaringan-jaringan tubuh sendiri,
berakibat pada peradangan pada beragam organ-organ tubuh seperti paru-paru atau
mata-mata. Tanpa peduli pada pencetus yang tepat, akibatnya adalah suatu sistim
imun yang disiapkan untuk memajukan peradangan pada sendi-sendi dan adakalanya
jaringan-jaringan lain dari tubuh. Sel-sel imun, disebut lymphocytes,
diaktifkan dan pesuruh-pesuruh (kurir) kimia (cytokines, seperti tumor necrosis
factor/TNF dan interleukin-1/IL-1) diekspresikan pada area-area peradangan.
Faktor-faktor lingkungan juga kelihatannya memainkan beberapa peran dalam
menyebabkan rheumatoid arthritis. Akhir-akhir ini, ilmuwan-ilmuwan telah
melaporkan bahwa merokok meningkatkan risiko mengembangkan rheumatoid arthritis.
Gejala-Gejala Dan Tanda-Tanda Rheumatoid Arthritis Gejala-gejala rheumatoid
arthritis datang dan pergi, tergantung pada derajat peradangan jaringan. Ketika
jaringan-jaringan tubuh meradang, penyakitnya aktif. Ketika peradangan jaringan
surut/mereda, penyakitnya tidak aktif (dalam remisi). Remisi-remisi dapat
terjadi secara spontan atau dengan perawatan, dan dapat berlangsung
berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun. Selama remisi-remisi,
gejala-gejala penyakit hilang, dan pasien-pasien umumnya merasa baik. Ketika
penyakitnya kembali aktif (kambuh), gejala-gejala kembali. Kembalinya aktivitas
penyakit dan gejala-gejala disebut suatu flare. Perjalanan dari rheumatoid
arthritis bervariasi dari pasien ke pasien, dan periode-periode dari flare-flare
dan remisi-remisi adalah khas. Ketika penyakit aktif, gejala-gejala dapat
termasuk kelelahan, kehilangan nafsu makan, demam derajat rendah, nyeri-nyeri
otot dan sendi, dan kekakuan. Kekakuan otot dan sendi biasanya paling terasa
pada pagi hari dan setelah periode-periode ketidakaktifan. Arthritis adalah
umum selama flare-flare penyakit. Juga selama flare-flare, sendi-sendi
seringkali menjadi merah, bengkak, sakit, dan sensitif. Ini terjadi karena
jaringan pelapis dari sendi (synovium) meradang, berakibat pada produksi cairan
sendi (synovial fluid) yang berlebihan. Synovium juga menebal dengan peradangan
(synovitis). Pada rheumatoid arthritis, beragam sendi-sendi biasanya meradang
dalam suatu pola yang simetris (kedua sisi tubuh terpengaruh). Sendi-sendi
kecil dari kedua tangan-tangan dan pergelangan-pergelangan tangan seringkali
terlibat. Pekerjaan-pekerjaan kehidupan harian yang mudah, seperti memutar
tombol-tombol pintu dan membuka botol-botol dapat menjadi sulit selama
flare-flare. Sendi-sendi kecil dari kaki juga biasanya terlibat. Adakalanya,
hanya satu sendi yang meradang. Ketika hanya satu sendi yang terlibat,
arthritis dapat meniru peradangan sendi yang disebabkan oleh bentuk-bentuk
arthritis lain, seperti gout atau infeksi sendi. Peradangan kronis dapat
menyebabkan kerusakan pada jaringan-jaringan tubuh, tulang rawan (cartilage)
dan tulang. Ini menjurus pada suatu kehilangan tulang rawan dan erosi dan
kelemahan dari tulang-tulang dan begitu juga otot-otot, berakibat pada kelainan
bentuk, kehancuran, dan kehilangan fungsi dari sendi. Jarang, rheumatoid
arthritis dapat bahkan mempengaruhi sendi yang bertanggung jawab pada
pengencangan pita-pita suara kita untuk merubah nada suara kita, sendi
cricoarytenoid. Ketika sendi ini meradang, ia dapat menyebabkan keparauan
suara. Karena rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit sistemik,
peradangannya dapat mempengaruhi organ-organ dan area-area tubuh lain daripada
sendi-sendi. Peradangan dari kelenjar-kelenjar mata-mata dan mulut dapat
menyebabkan kekeringan dari area-area ini dan dirujuk sebagai sindrom Sjogren.
Peradangan rheumatoid dari selaput/pelapis paru (pleuritis) menyebabkan sakit
dada dengan bernapas yang dalam atau batuk. Jaringan paru sendiri dapat juga
meradang, dan adakalanya simpul-simpul (nodul-nodul) peradangan (rheumatoid
nodules) berkembang dalam paru-paru. Peradangan dari jaringan/selaput yang
mengelilingi jantung (pericardium), disebut pericarditis, dapat menyebabkan
suatu sakit dada yang secara khas berubah dalam intensitas ketika berbaring
atau bersandar kedepan. Penyakit rheumatoid dapat mengurangi jumlah sel-sel
darah merah (anemia) dan sel-sel darah putih. Sel-sel putih yang berkurang
dapat dikaitkan dengan suatu pembesaran limpa (dirujuk sebagai sindrom Felty)
dan dapat meningkatkan risiko infeksi-infeksi. Benjolan-benjolan keras dibawah
kulit (rheumatoid nodules) dapat terjadi sekitar siku-siku dan jari-jari tangan
dimana seringkali ada tekanan. Meskipun nodul-nodul ini biasanya tidak
menyebabkan gejala-gejala, adakalanya mereka dapat terinfeksi. Suatu komplikasi
serius yang jarang, biasanya dengan penyakit rheumatoid yang sudah berjalan
lama, adalah peradangan pembuluh darah (vasculitis). Vasculitis dapat merusak
penyediaan darah pada jaringan-jaringan dan menjurus pada kematian jaringan.
Ini paling sering awalnya terlihat sebagai area-area hitam yang kecil sekali
sekitar dasar-dasar kuku atau sebagai borok-borok kaki.
Mendiagnosis Rheumatoid Arthritis
Langkah pertama dalam mendiagnosis rheumatoid arthritis
adalah suatu pertemuan antara dokter dan pasien. Dokter meninjau ulang sejarah
gejala-gejala, memeriksa sensi-sendi untuk peradangan dan kelainan bentuk,
kulit untuk nodul-nodul rheumatoid, dan bagian-bagian tubuh lain untuk
peradangan. Tes-tes darah dan X-ray tertentu seringkali diperoleh. Diagnosis
akan berdasarkan pada pola dari gejala-gejala, pengdistribusian dari
sendi-sendi yang meradang, dan penemuan-penemuan darah dan x-ray. Beberapa
kunjngan-kunjungan mungkin diperlukan sebelum dokter menjadi yakin atas
diagnosisnya. Seorang dokter dengan training khusus dalam arthritis dan
penyakit yang berhubungan dengannya disebut seorang rheumatologist. Distribusi
dari peradangan sendi adalah penting untuk dokter dalam membuat suatu
diagnosis. Pada rheumatoid arthritis, sendi-sendi kecil dari tangan-tangan,
pergelangan-pergelangan tangan, kaki-kaki, dan lutut-lutut meradang secara khas
pada suatu distribusi yang simetris (mempengaruhi kedua sisi tubuh). Ketika
hanya satu atau dua sendi-sendi yang meradang, diagnosis rheumatoid arthritis
menjadi lebih sulit. Dokter mungkin kemudian melaksanakan tes-tes lain untuk
meniadakan arthritis yang disebabkan oleh infeksi atau gout. Deteksi
nodul-nodul rheumatoid, paling sering sekitar siku-siku dan jari-jari tangan,
dapat menyarankan diagnosis. Antibodi-antibodi darah yang abnormal dapat
ditemukan pada pasien-pasien dengan rheumatoid arthritis. Suatu antibodi darah
disebut "rheumatoid factor" dapat ditemukan pada 80% dari
pasien-pasien. Citrulline antibody (juga dirujuk sebagai anti-citrulline antibody,
anti-cyclic citrullinated peptide antibody, dan anti-CCP) hadir pada kebanyakan
pasien-pasien dengan rheumatoid arthritis. Adalah bermanfaat dalam diagnosis
rheumatoid arthritis ketika mengevaluasi pasien-pasien dengan peradangan sendi
yang tidak dapat dijelaskan. Suatu tes untuk antibodi-antibodi citrulline
adalah paling bermanfaat dalam mencari penyebab dari peradangan arthritis yang
sebelumnya tidak terdiagnosis ketika tes darah tradisional untuk rheumatoid
arthritis, faktor rheumatoid, tidak hadir. Antibodi-antibodi citrulline telah
dirasakan mewakili tingkatan-tingkatan awal dari rheumatoid arthritis pada
keadaan (setting) ini. Antibodi lain yang disebut "the antinuclear
antibody" (ANA) juga seringkali ditemukan pada pasien-pasien dengan rheumatoid
arthritis. Suatu tes darah yang disebut kecepatan sedementasi (kecepatan sed)
adalah suatu ukuran dari berapa cepatnya sel-sel darah merah jatuh kedasar
suatu tabung tes. Kecepatan sed digunakan sebagai suatu ukuran kasar dari
peradangan sendi-sendi. Kecepatan sed biasanya lebih cepat selama flare-flare
penyakitnya dan lebih perlahan selama remisi-remisi. Tes darah lain yang
digunakan untuk mengukur derajat peradangan yang hadir dalam tubuh adalah
C-reactive protein. Tes-tes faktor rheumatoid, ANA, kecepatan sed, dan
C-reactive protein dapat juga abnormal pada kondisi-kondisi lain dari autoimun
sistemik dan peradangan. Oleh karenanya, kelainan-kelainan pada tes-tes darah
ini sendirian adalah tidak cukup untuk suatu diagnosis rheumatoid arthritis
yang kuat. X-rays sendi mungkin adalah normal atau hanya menunjukan
pembengkakan jaringan lunak pada awalnya penyakit. Ketika penyakitnya berlanjut
(maju) x-rays dapat menunjukan erosi-erosi tulang yang khas dari rheumatoid
arthritis pada sendi-sendi. X-rays sendi dapat juga bermanfaat dalam memonitor
kemajuan penyakit dan kerusakan sendi melalui waktu. Scanning tulang, suatu
prosedur tes radioaktif, dapat menunjukan sendi-sendi yang meradang. Dokter
mungkin memilih untuk melaksanakan suatu prosedur ruang praktek yang disebut
arthrocentesis. Pada prosedur ini, sebuah jarum yang steril dan alat penyemprot
(suntikan) digunakan untuk mengeluarkan cairan sendi dari sendi untuk studi di
laboratorium. Analisa dari cairan sendi, dalam laboratorium, dapat membantu
untuk meniadakan penyebab-penyebab lain arthritis, seperti infeksi dan gout.
Arthrocentesis dapat juga bermanfaat dalam menghilangkan pembengkakan dan nyeri
sendi. Adakalanya, obat-obat cortisone disuntikan kedalam sendi sewaktu
arthrocentesis dalam rangka menghilangkan secara cepat peradangan sendi dan
lebih jauh mengurangi gejala-gejala.
Merawat Rheumatoid Arthritis
Tidak ada penyembuhan rheumatoid arthritis yang
diketahui. Sampai sekarang, tujuan perawatan rheumatoid arthritis adalah
mengurangi peradngan dan nyeri sendi, memaksimalkan fungsi sendi, dan mencegah
kerusakan dan kelainan bentuk sendi. Intervensi medis yang dini telah
ditunjukan adalah penting dalam memperbaiki hasil-hasil akhir. Manajemen yang
agresif dapat memperbaiki fungsi, menghentikan kerusakan pada sendi seperti
terlihat pada x-rays, dan mencegah ketidakmampuan untuk bekerja. Perawatan yang
optimal untuk penyakit melibatkan suatu kombinasi dari obat-obatan, istirahat,
latihan-latihan yang menguatkan sendi, perlindunga sendi, dan pendidikan pasien
(dan keluarga). Perawatan disesuaikan menurut banyak faktor-faktor seperti
keaktifan penyakit, tipe-tipe sendi yang terlibat, kesehatan umum, umur, dan
pekerjaan pasien. Perawatan adalah paling sukses ketika ada suatu kerjasama
yang erat antara dokter, pasien, dan anggota-anggota keluarga. Dua kelompok
dari obat-obatan digunakan dalam merawat rheumatoid arthritis: "obat-obat
baris pertama"yang bekerja cepat dan "obat-obat baris kedua"
yang bekerja lambat (juga dirujuk sebagai obat-obat anti-rematik yang
memodifikasi penyakit / disease-modifying antirheumatic drugs atau DMARDs).
Obat-obat baris pertama, seperti aspirin dan cortisone (corticosteroids),
digunakan untuk mengurangi nyeri dan peradangan. Obat-obat baris kedua yang
bekerja lambat, seperti emas, methotrexate dan hydroxychloroquine (Plaquenil)
mempromosikan remisi penyakit dan mencegah kerusakan sendi yang progresif,
namun mereka bukan agen-agen anti-peradangan. Derajat pengrusakan dari
rheumatoid arthritis bervariasi dari pasien ke pasien. Pasien-pasien dengan
bentuk-bentuk penyakit yang bersifat kurang merusak yang tidak umum atau
penyait yang telah diam setelah aktivitas bertahun-tahun ("burned
out" rheumatoid arthritis) dapat dikendalikan dengan istirahat, obat-obat
nyeri dan anti-peradangan sendirian. Umumnya, bagaimanapun, pasien-pasien
memperbaiki fungsi dan memperkecil ketidakmampuan dan kerusakan sendi jika
dirawat lebih awal dengan obat-obat baris kedua (disease-modifying
antirheumatic drugs), bahkan dalam bulan-bulan dari diagnosis. Kebanyakan
pasien-pasien memerlukan obat-obat baris kedua yang lebih agresif, seperti
methotrexate, sebagai tambahan pada agen-agen anti-peradangan. Adakalanya
obat-obat baris kedua ini digunakan dalam kombinasi. Pada beberapa
pasien-pasien dengan kelainan bentuk sendi yang berat, operasi mungkin
diperlukan. Obat-Obat "Baris Pertama" Acetylsalicylate (Aspirin),
naproxen (Naprosyn), ibuprofen (Advil, Medipren, Motrin), dan etodolac (Lodine)
adalah contoh-contoh dari obat-obat anti-peradangan nonsteroid atau nonsteroidal
antiinflammatory drugs (NSAIDs). NSAIDs adalah obat-obat yang dapat mengurangi
peradangan jaringan, nyeri, dan bengkak. NSAIDs bukan cortisone. Aspirin, dalam
dosis-dosis lebih tinggi daripada yang digunakan untuk merawat sakit kepala dan
demam, adalah suatu obat anti-peradangan yang efektif untuk rheumatoid
arthritis. Aspirin telah digunakan untuk persoalan-persoalan sendi sejak era
Mesir kuno. NSAIDs yang lebih baru adalah seefektif aspirin dalam mengurangi
peradangan dan nyeri dan memerlukan dosis-dosis yang lebih sedikit per hari.
Respon-respon pasien pada obat-obat NSAID yang berbeda adalah bervariasi. Oleh
karenanya, adalah bukan tidak umum untuk seorang dokter mencoba beberapa
obat-obat NSAID dalam rangka untuk mengidentifikasi agen-agen yang paling
efektif dengan efek-efek sampingan yang paling sedikit. Efek-efek sampingan
yang paling umum dari aspirin dan NSAIDs lain termasuk gangguan lambung, nyeri
perut, borok-borok, dan bahkan perdarahan pencernaan (gastrointestinal
bleeding). Dalam rangka mengurangi efek-efek sampingan lambung, NSAIDs biasanya
dikonsumsi dengan makanan. Obat-obat tambahan seringkali direkomendasikan untuk
melindungi lambung dari efek-efek borok NSAIDs. Obat-obat ini termasuk
antacids, sucralfate (Carafate), proton-pump inhibitors (Prevacid, dan
lainnya), dan misoprostol (Cytotec). NSAIDs yang lebih baru termasuk selective
Cox-2 inhibitors, seperti celecoxib (Celebrex), yang menawarkan efek-efek
antiperadangan dengan risiko iritasi dan perdarahan lambung yang lebih kecil. Obat-obat
kortikosteroid dapat diberikan secara oral (melalui mulut) atau disuntikan
langsung kedalam jaringan-jaringan dan sendi-sendi. Mereka lebih berpotensi
daripada NSAIDs dalam mengurangi peradangan dan dalam pemulihan mobilitas dan
fungsi sendi. Kortikosteroid-kortikosteroid adalah bermanfaat untuk
periode-periode singkat selama flare-flare aktivitas penyakit yang berat atau
ketika penyakit tidak merespon pada NSAIDs. Bagaimanapun,
kortikosteroid-kortikosteroid dapat mempunyai efek-efek sampingan yang serius,
terutama ketika diberikan dalam dosis-dosis tinggi untuk periode-perode waktu
yang panjang. Efek-efek sampingan termasuk kenaikan berat badan, muka yag
bengkak, penipisan kulit dan tulang, mudah memar, katarak-katarak, risiko
infeksi, penyusutan otot, dan kerusakan sendi-sendi besar, seperti
pinggul-pinggul. Kortikosteroid-kortikosteroid juga membawa beberapa
peningkatan risiko mendapat infeksi-infeksi. Efek-efek sampingan ini dapat
sebagian dihindari dengan mengurangi secara berangsur-angsur dosis-dosis
kortikosteroid-kortikosteroid ketika pasien mencapai perbaikan penyakit.
Menghentikan kortikosteroid-kortikosteroid secara tiba-tiba dapat menjurus pada
flare-flare penyakit atau gejala-gejala lain dari penarikan
kortikosteroid-kortikosteroid dan tidak dianjurkan. Penipisan tulang-tulang
yang disebabkan oleh osteoporosis mungkin dihindari dengan suplemen-suplemen
calcium dan vitamin D.
Obat-Obat "Baris Kedua"
Atau Obat-Obat "Yang Bekerja Lambat" (Disease-modifying
anti-rheumatic drugs or DMARDs)
Dimana obat-obat baris pertama (NSAIDs dan corticosteroids)
dapat menghilangkan peradangan dan nyeri sendi, mereka tidak harus mencegah
kerusakan atau kelainan bentuk sendi. Rheumatoid arthritis memerlukan obat-obat
yang lain daripada NSAIDs dan corticosteroids untuk menghentikan kerusakan yang
progresif pada tulang rawan (cartilage), tulang, dan jaringan-jaringan lunak
yang berdekatan. Obat-obat yang diperlukan untuk manajemen penyakit yang ideal
juga dirujuk sebagai obat-obat anti-rematik yang memodifikasi penyakit atau
disease-modifying anti-rheumatic drugs atau DMARDs. Mereka datang dalam suatu
bentuk-bentuk yang beragam dan didaftar dibawah. Obat-obat baris kedua atau
yang bekerja lambat mungkin memakan waktu berminggu-minggu sampai
berbulan-bulan untk menjadi efektif. Mereka digunakan untuk periode-periode
waktu yang panjang, bahkan bertahun-tahun, pada dosis-dosis yang bervariasi.
Jika efektif, DMARDs dapat mempromosikan remisi, dengan demikian memperlambat
kemajuan dari kerusakan dan kelainan bentuk sendi . Adakalanya sejumlah
obat-obat baris kedua digunakan bersama-sama sebagai terapi kombinasi. Seperti
dengan obat-obat baris pertama, dokter mungkin perlu menggunakan obat-obat
baris kedua yang berbeda sebelum perawatannya optimal.
Penelitian akhir-akhir ini menyarankan bahwa pasien-pasien
yang merespon pada suatu DMARD dengan kontrol dari penyakit rheumatoid mungkin
sebenarnya mengurangi risiko yang diketahui (kecil namun nyata) dari lymphoma
yang hadir hanya dengan mempunyai rheumatoid arthritis. DMARDs ditinjau ulang
berikutnya. Hydroxychloroquine (Plaquenil) dikaitan dengan quinine
dan juga digunakan dalam perawatan malaria. Ia digunakan melaui periode-periode
yang panjang untuk perawatan rheumatoid arthritis. Efek-efek sampingan yang
mungkin termasuk gangguan lambung, ruam-ruam kulit (skin rashes), kelemahan
otot, dan perubahan-perubahan penglihatan. Meskipun perubahan-perubahan
penglihatan adalah jarang, pasien-pasien yang mengkonsumsi Plaquenil harus
dimonitor leh seorang dokter mata (ophthalmologist).
Sulfasalazine (Azulfidine)
adalah suatu obat oral yang secara tradisional digunakan dalam perawatan
penyakit peradangan usus besar yang ringan sampai beratnya sedang, seperti radang
borok usus besar atau ulcerative colitis dan penyakit Crohn.
Azulfidine digunakan untuk merawat rheumatoid arthritis dalam kombinasi dengan
obat-obat anti peradangan. Azulfidine umumnya ditolerir dengan baik. Efek-efek
sampingan yang umum termasuk ruam (rash) dan gangguan lambung. Karena
Azulfidine terbentuk dari senyawa-senyawa sulfa dan salicylate, ia harus
dihindari oleh pasien-pasien dengan alergi-alergi sulfa yang diketahui.
Methotrexate telah memenangkan popularitas diantara
dokter-dokter sebagai suatu obat baris kedua awal karena keduanya yaitu
keefektifan dan efek-efek sampinganya yang relatif jarang. Ia juga mempunyai
suatu keuntungan dalam fleksibilitas dosis (dosisnya dapat disesuaikan menurut
keperluan-keperluan). Methotrexate adalah suatu obat penekan imun. Ia dapat
mempengaruhi sumsum tulang dan hati, bahkan jarang menyebabkan sirosis.
Semua pasien-pasien yang mengkonsumsi methotrexate memerlukan tes-tes darah
secara teratur untuk memonitor jumlah-jumlah darah dan tes-tes darah fungsi
hati.
Garam-garam emas (Gold salts) telah digunakan untuk merawat
rheumatoid arthritis sepanjang kebanyakan abad yang lalu. Gold thioglucose
(Solganal) dan gold thiomalate (Myochrysine) diberikan dengan suntikan,
awalnya pada suatu dasar mingguan untuk berbulan-bulan sampai bertahun-tahun.
Emas oral, auranofin (Ridaura), diperkenalkan pada tahun sembilan belas
delapan puluhan (1980s). Efek-efek sampingan dari emas (oral dan yang
disuntikan) termasuk ruam kulit (skin rash), luka-luka mulut, kerusakan ginjal
dengan kebocoran protein dalam urin, dan kerusakan sumsum tulang dengan anemia
dan jumlah sel putih yang rendah. Pasien-pasien yang menerima perawatan emas
dimonitor secara teratur dengan tes-tes darah dan urin. Emas oral dapat
menyebabkan diare. Obat-obat emas ini telah begitu kehilangan kesukaan sehingga
banyak perusahaan-perusahaan tidak lagi memproduksi mereka.
D-penicillamine (Depen, Cuprimine) dapat bermanfaat pada pasien-pasien yang terpilih dengan
bentuk-bentuk rheumatoid arthritis yang progresif. Efek-efek sampingan adalah
serupa dengan yang dari emas. Mereka termasuk demam, kedinginan, luka-luka
mulut, suatu rasa metal/logam dalam mulut, ruam kulit, kerusakan ginjal dan
sumsum tulang, gangguan lambung, dan mudah memar. Pasein-pasien pada obat ini
memerlukan tes-tes darah dan urin yang rutin. D-penicillamine jarang dapat
menyebabkan gejala-gejala dari penyakit-penyakit autoimun lain.
Obat-obat penekan imun adalah obat-obat sangat kuat yang
menekan sistim imun tubuh. Sejumlah obat-obat penekan imun digunakan untuk
merawat rheumatoid arthritis. Mereka termasuk methotrexate (Rheumatrex,
Trexall) seperti yang digambarkan diatas, azathioprine (Imuran), cyclophosphamide
(Cytoxan), chlorambucil (Leukeran), dan cyclosporine (Sandimmune).
Karena efek-efek sampingan yang berpotensi serius, obat-obat penekan imun (lain
daripada methotrexate) umumnya dicadangkan untuk pasien-pasien dengan penyakit
yang sangat agresif atau mereka yang dengan komplikasi-komplikasi peradangan
rheumatoid yang serius, seperti peradangan pembuluh darah (vasculitis).
Pengecualian adalah methotrexate, yang tidak seringkali dikaitkan dengan
efek-efek sampingan yang serius dan dapat secara hati-hati dimonitor dengan
pengujian darah. Methotrexate telah menjadi suatu obat baris kedua yang disukai
sebagai akibatnya.
Obat-obat penekan imun dapat menekan fungsi sumsum tulang
dan menyebabkan anemia, suatu jumlah sel putih yang rendah, dan jumlah-jumlah
platelet yang rendah. Suatu jumlah putih yang rendah dapat meningkatkan risiko
infeksi-infeksi, dimana suatu jumlah platelet yang rendah dapat meningkatkan
risiko perdarahan. Methotrexate jarang dapat menjurus pada sirosis
hati dan reaksi-reaksi alergi pada paru. Cyclosporin dapat
menyebabkan kerusakan ginjal dan hipertensi (tekanan darah tinggi). Karena
efek-efek sampingan yang berpotensi serius, obat-obat penekan imun digunakan
dalam dosis-dosis rendah, biasanya dalam kombinasi dengan agen-agen anti
peradangan.
Perawatan-Perawatan Yang Lebih Baru
Obat-obat baris kedua yang lebih baru untuk perawatan
rheumatoid arthritis termasuk leflunomide (Arava) dan obat-obat biologi etanercept
(Enbrel), infliximab (Remicade), anakinra (Kineret), adalimumab
(Humira), rituximab (Rituxan), dan abatacept (Orencia).
Leflunomide (Arava) tersedia untuk menghilangkan
gejala-gejala dan menahan kemajuan penyakit. Ia tampaknya bekerja dengan
memblokir aksi dari suatu enzim yang penting yang mempunyai suatu peran dalam
pengaktifan imun. Arava dapat menyebabkan penyakit hati, diare, kehilangan
rambut, dan/atau ruam (rash) pada beberapa pasien-pasien. Ia harus tidak
dikonsumsi sebelum atau selama kehamilan karena kemungkinan kerusakan-kerusakan
kelahiran.
Obat-obat lain mewakili suatu pendekatan baru pada perawatan
rheumatoid arthritis dan adalah produk-produk bioteknologi modern. Ini dirujuk
sebagai obat-obat biologi atau pemodifikasi-pemodifikasi respon biologi. Dalam
perbandingan dengan DMARDs tradisional, obat-obat biologi mempunyai suatu
penimbulan aksi yang jauh lebih cepat dan dapat mempunyai efek-efek yang sangat
kuat pada penghentian kerusakan sendi yang progresif. Pada umumnya, metode-metode
aksi mereka juga lebih terarah, terdefinisi, dan tertargetkan.
Etanercept, infliximab, dan adalimumab adalah obat-obat
biologi. Obat-obat ini menangkap/mencegat suatu protein dalam sendi-sendi
(tumor necrosis factor atau TNF) yang menyebabkan peradangan sebelum ia dapat
bertindak pada receptor alaminya untuk "menyalakan" peradangan. Ia
secara efektif memblokir kurir peradangan TNF memanggil keluar sel-sel
peradangan. Gejala-gejala dapat secara signifikan dan seringkali secara cepat
membaik pada pasien-pasien yang menggunakan obat-obat ini. Etanercept harus
disuntikan secara subkutan (subcutaneously) sekali atau dua kali dalam
seminggu. Infliximab diberikan dengan infusi langsung kedalam suatu vena
(intravena). Adalimumab disuntikan secara subkutan setiap minggu lainnya atau
setiap minggu. Setiap dari obat-obat ini akan dievaluasi oleh dokter-dokter
dalam prekteknya untuk menentukan peran apa yang mungkin mereka punyai dalam
merawat berbagai tingkatan-tingkatan rheumatoid arthritis. Penelitian telah
menunjukan bahwa pemodifikasi-pemodifikasi respon biologi juga mencegah
kerusakan sendi yang progresif dari rheumatoid arthritis. Mereka sekarang
direkomendasikan untk penggunaan setelah obat-obat baris kedua lain tidak
efektif. Pemodifikasi-pemodifikasi respon biologi (TNF-inhibitors) adalah
perawatan-perawatan yang mahal. Mereka juga seringkali digunakan dalam
kombinasi dengan methotrexate dan DMARDs lain. Lebih jauh, harus dicatat bahwa
TNF-blocking biologics semuanya adalah lebih efektif ketika dikombinasikan
dengan methotrexate.
Anakinra adalah perawatan biologi lain yang digunakan untuk
merawat rheumatoid arthritis yang sedang sampai yang berat. Anakinra bekerja
dengan mengikat pada suatu protein kurir sel (IL-1, suatu proinflammation
cytokine). Anakinra disuntikan dibawah kulit setiap hari. Anakinra dapat
digunakan sendirian atau dengan DMARDs lain. Angka respon dari anakinra tidak
nampak setinggi obat-obat biologi lain.
Rituxan adalah suatu antibodi yang pertama kali digunakan
untuk merawat lymphoma, suatu kanker dari simpul-simpul getah bening. Rituxan
dapat efektif dalam merawat penyakit-penyakit autoimun seperti rheumatoid
arthritis karena ia menghabiskan sel-sel B, yang adalah sel-sel peradangan yang
penting dan dalam memproduksi antibodi-antibodi abnormal yang adalah umu pada
kondisi-kondisi ini. Rituxan sekarang tersedia ntuk merawat rheumatoid
arthritis aktif yang sedang sampai yang berat pada pasien-pasien yang telah
gagal dengan TNF-blocking biologics. Studi-studi permulaan telah menunjukan bahwa
Rituxan juga ditemukan bermanfaat dalam merawat rheumatoid arthritis yang berat
yang dipersulit oleh peradangan pembuluh darah (vasculitis) dan cryoglobulinemia.
Orencia adalah suatu obat biologi yang baru-baru ini
dikembangkan yang memblokir pengaktifan sel-sel T. Orencia sekarang tersedia
untuk merawat pasien-pasien dewasa yang telah gagal dengan suatu DMARD
tradisional atau obat biologi pemblokir TNF.
Dimana obat-obat biologi seringkai dikombinasikan dengan
DMARDs tradisional dalam perawatan rheumatoid arthritis, mereka umumnya tidak
digunakan dengan obat-obat biologi lain karena risko infeksi-infeksi serius
yang tidak dapat diterima. Prosorba column therapy melibatkan memompakan darah
yang dikeluarkan melalui suatu vena dalam lengan kedalam suatu mesin apheresis
atau pemisah sel (cell separator). Mesin ini memisahkan bagian cair dari darah
(plasma) dari sel-sel darah. Prosorba column adalah suatu silinder plastik
kira-kira berukuran sebuah cangkir kopi yang mengandung suatu senyawa seperti
pasir yang dilapisi dengan suatu material khusus yang disebut Protein A.
Protein A adalah unik dimana ia mengikat antibodi-antibodi yang tidak
diinginkan dari darah yang mempromosikan arthritis. Prosorba column bekerja
menangkal efek dari antibodi-antibodi yang berbahaya ini. Prosorba column
diindikasikan mengurangi tanda-tanda dan gejala-gejala dari rheumatoid
arthritis yang sedang sampai berat pada pasien-pasien dewasa dengan penyakit
yang telah berjalan lama yang telah gagal atau tidak mentolerir pada obat-obat
anti-rematik yang memodifikasi penyakit atau disease-modifying anti-rheumatic
drugs (DMARDs). Peran yang tepat dari perawatan ini sedang dievaluasi oleh
dokter-dokter, dan ia tidak umum digunakan sekarang ini.
Perawatan-Perawatan Lain
Tidak ada diet khusus untuk rheumatoid arthritis. Seratus
tahun yang lalu, digebar-gemborkan (dipuji) bahwa makanan-makanan
"bayangan malam", seperti tomat-tomat, akan memperburuk rheumatoid
arthritis. Ini tidak lagi diterima sebagai kebenaran. Minyak ikan mungkin
mempunyai efek-efek anti-peradangan yang menguntungkan, namun sejauh ini hanya
telah ditunjukan dalam percobaan-percobaab laboratorium yang mempelajari
sel-sel penyebab radang. Demikian juga, manfaat-manfaat dari preparat-preparat tulang
rawan tetap tidak terbukti. Pembebasan nyeri simptomatik dapat seringkali
dicapai dengan acetaminophen (Tylenol) oral atau preparat-preparat
topikal (dipakai dibagian luar) over-the-counter, yang digosokkan kedalam
kulit. Antibiotik-antibiotik, terutama obat tetracycline minocycline
(Minocin), telah dicoba untuk rheumatoid arthritis akhir-akhir ini pada
percobaan-percobaan klinik. Hasil-hasil awal telah menunjukan perbaikan yang
ringan sampai sedang dalam gejala-gejala arthritis. Minocycline telah ditunjukan
menghalangi enzim-enzim mediator yang penting dari pembinasaan jaringan,
disebut metalloproteinases, dalam laboratorium dan begitu juga pada
manusia-manusia.
Area-area tubuh, yang lain daraipada sendi-sendi, yang
dipengaruhi oleh peradangan rheumatoid dirawat secara individu. Sindrom Sjogren
(digambarkan diatas, lihat gejala-gejala) dapat dibantu dengan airmata-airmata
buatan dan melembabkan ruangan-ruangan rumah atau kantor. Tetes-tetes mata yang
berobat, cortisporine ophthalmic drops (Restasis), juga tersedia untuk
membantu mata-mata yang kering pada mereka yang terpengaruh. Checkup-checkup
mata secara teratur dan perawatan antibiotik yang dini untuk infeksi mata-mata
adalah penting. Peradangan dari tendon-tendon (tendinitis), bursae (bursitis),
dan nodul-nodul rheumatoid dapat disuntik dengan cortisone. Peradangan dari
selaput/pelapis jantung dan/atau paru-paru mungkin memerlukan dosis-dosis
cortisone oral yang tinggi.
Latihan secara teratur yang memadai adalah penting dalam
memelihara mobilitas sendi dan dalam penguatan otot-otot sekitar sendi-sendi.
Berenang adalah terutama bermanfaat karena ia mengizinkan latihan dengan
tekanan yang minimal pada sendi-sendi. Ahli-ahli terapi fisik dan pekerjaan
dilatih untuk menyediakan instruksi-instruksi latihan yang spesifik dan dapat
menawarkan pendukung-pendukung bidai. Contohnya, bidai-bidai
pergelangan-pergelangan tangan dan jari-jari tangan dapat bermanfaat dalam
mengurangi peradangan dan memelihara kelurusan sendi. Alat-alat, seperti
tongkat-tongkat, pemelihara bangku toilet, dan pemegang-pemegang botol dapat
membantu kehidupan sehari-hari. Aplikasi-aplikasi panas dan dingin adalah
modalitas-modalitas yang dapat mengurangi gejala-gejala sebelum dan sesudah
latihan.
Operasi mungkin direkomendasikan untuk memulihkan mobilitas
sendi atau memperbaiki sendi-sendi yang rusak. Dokter-dokter yang
berspesialisasi dalam operasi sendi adalah ahli-ahli bedah orthopedi. Tipe-tipe
operasi sendi mencakup dari arthroscopy ke penggantian sendi yang sebagian atau
seluruhnya. Arthroscopy adalah suatu teknik operasi dimana seorang dokter
memasukkan suatu alat seperti tabung kedalam sendi untuk melihat dan
memperbaiki jaringan-jaringan abnormal.
Penggantian sendi total adalah suatu prosedur operasi dimana
sebuah sendi yang rusak diganti dengan material-material tiruan. Contohnya,
sendi-sendi kecil tangan dapat diganti dengan material plastik. Sendi-sendi
besar, seperti pinggul-pinggul atau lutut-lutut, diganti dengan logam-logam.
Akhirnya, mengecilkan tekanan emosional dapat membantu
memperbaiki kesehatan keseluruhan pasien dengan rheumatoid arthritis.
Kelompok-kelompok pendukung dan ekstrakurikuler mengusahakan untuk
pasien-pasien waktu untuk mendiskusikan persoalan-persoalan mereka dengan yang
lain-lainnya dan belajar lebih banyak tentang penyakit mereka.
Perawatan-Perawatan Masa Depan
Ilmuwan-ilmuwan diseluruh dunia sedang mempelajari banyak
area-area yang menjanjikan dari pendekatan-pendekatan perawatan yang baru untuk
rheumatoid arthritis. Area-area ini termasuk perawatan-perawatan yang memblokir
aksi dari faktor-faktor peradangan yang khusus, seperti tumor necrosis factor
(TNFalpha) dan interleukin-1 (IL-1), seperti yang digambarkan diatas. Juga,
obat-obat biologi yang memblokir interleukin-6 (IL-6) telah ditunjukan oleh
peneliti-peneliti bermanfaat dalam merawat rheumatoid arthritis. Banyak
obat-obat lain sedang dikembangkan yang bertindak melawan sel-sel darah putih
kritis tertentu yang terlibat dalam peradangan rheumatoid. Juga, NSAIDs baru
dengan mekanisme-mekanisme aksi yang berbeda dari obat-obat sekarang berada di
horison.
Metode-metode yang lebih baik yang menentukan lebih akurat
pasien-pasien yang mana lebih mungkin mengembangkan penyakit yang lebih agresif
sedang menjadi tersedia. Penelitian antibodi akhir-akhir ini telah menemukan
bahwa kehadiran dari antibodi-antibodi citrulline dalam darah (lihat diatas
dalam diagnosis) telah dihubungkan dengan suatu kecenderungan yang lebih besar
pada bentuk-bentuk yang lebih merusak dari rheumatoid arthritis.
Studi-studi yang melibatkan berbagai tipe-tipe dari jaringan
penyambung collagen ada dalam kemajuan dan menunjukan tanda-tanda yang
membesarkan hati dari pengurangan aktivitas penyakit rheumatoid. Akhirnya,
penelitian dan rancang bangun (engineering) genetik kemungkinan membawa kedepan
banyak kesempatan-kesempatan baru dari diagnosis yang lebih dini dan perawatan
yang akurat dimasa depan yang dekat. Membuat profil gen-gen, juga dikenal
sebagai analisa susunan gen-gen, sedang diidentifikasikan sebagai suatu metode
yang sangat membantu mendefinisikan orang-orang yang mana akan merespon pada
obat-obat yang mana. Studi-studi sedang dalam perjalanan yang menggunakan
analisa susunan gen-gen untuk menentukan pasien-pasien mana yang lebih berisiko
untuk penyakit yang lebih agresif. Ini semua terjadi karena perbaikan-perbaikan
teknologi. Kita berada pada ambang pintu dari perbaikan-perbaikan yang luar
biasa dalam cara rheumatoid arthritis dikendalikan.
Gambar-gambar Rheumatoid Arthritis
0 komentar:
Posting Komentar